- 5G mendukung konektivitas untuk sebagian besar Olimpiade Paris.
- Teknologi 4G, push-to-talk, memungkinkan petugas keamanan, relawan, dan komite Olimpiade untuk berkomunikasi.
- Artikel ini merupakan bagian dari “5G Playbook,” sebuah seri yang mengupas salah satu inovasi teknologi terpenting di zaman kita.
Merupakan pekerjaan besar untuk menyampaikan siaran Olimpiade yang jelas dan konsisten sambil melayani sekitar 15 juta peserta yang haus akan konektivitas telepon pintar di Paris. Perusahaan telekomunikasi Orange — satu-satunya penyedia internet untuk Olimpiade Paris — memiliki hampir 1.000 staf yang menjalankan proyek konektivitas 5G-nya di Olimpiade.
Selain memasang dan mengoperasikan infrastruktur 5G yang inovatif dan belum pernah ada sebelumnya di Olimpiade, Orange menerapkan teknologi 4G yang agak ketinggalan zaman untuk mendukung operasi keamanannya.
Sebagian besar orang di Paris menggunakan 5G, jaringan seluler generasi kelima, untuk mengakses internet selama Olimpiade dan seterusnya. Namun, sejumlah kecil staf utama menggunakan teknologi bergaya walkie-talkie bertenaga 4G yang disebut push-to-talk.
Memastikan komunikasi PTT jelas bagi semua pihak yang menggunakan sistem merupakan prioritas utama bagi Orange, menurut Bertrand Rojat, kepala pemasaran dan inovasi Orange.
Rojat mengatakan kepada Business Insider bahwa 13.000 perangkat PTT digunakan oleh personel layanan darurat dan penyelenggara selama Olimpiade. Ia mengatakan perangkat ini menggunakan “mekanisme khusus” untuk memberi prioritas kepada mereka dibandingkan peserta yang menggunakan perangkat pada jaringan publik 4G default. Rojat tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang cara kerja mekanisme tersebut, tetapi mengatakan mekanisme ini menjamin konektivitas yang aman dan mudah diakses.
Berkomunikasi dengan gaya walkie-talkie
PTT adalah teknologi berusia 20 tahun yang bekerja dengan cara serupa dengan walkie-talkie.
Ini adalah sistem komunikasi radio dua arah di mana pengguna menekan tombol untuk beralih dari menerima pesan suara melalui frekuensi ke menyiarkan pesan suara mereka sendiri.
Sistem bergaya walkie-talkie seperti PTT sering digunakan dalam kapasitas keselamatan publik, seperti pemadam kebakaran dan layanan darurat, di mana penyampaian informasi secara cepat dan jelas sangat penting.
Pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, layanan PTT berjalan pada jaringan 2G dan 3G, yang keduanya memiliki keterbatasan kecepatan dan kapasitas. Namun, setelah diperkenalkannya jaringan 4G pada tahun 2010-an, teknologi PTT mulai menggunakan inovasi tersebut karena menawarkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah.
Perkembangan yang luar biasa
Rojat mengatakan Olimpiade Paris merupakan Olimpiade pertama yang menggunakan layanan PTT pada jaringan seluler milik operator saat ini. Namun, teknologi PTT telah lama menjadi hal penting dalam acara tersebut.
Komite Olimpiade Internasional telah menggunakan perangkat ini untuk mengawasi tim atlet yang berkompetisi dalam berbagai acara dan berkomunikasi dengan para sukarelawan, petugas kesehatan dan keselamatan, serta tim keamanan dengan cara yang sederhana dan aman.
“Anda memerlukan push-to-talk untuk pengaturan, untuk bertukar informasi, dan sebagainya,” kata Rojat. “Daripada memiliki jaringan khusus dan terminal push-to-talk khusus, kami akan menggunakan telepon pintar dan jaringan seluler kami, yang akan mempermudahnya. Anda tidak memerlukan peralatan khusus.”
Pengaturan utilitas ini dapat mengurangi biaya infrastruktur dan risiko kegagalan perangkat keras individual, tambah Rojat.
Istirahat dari masa lalu
Pada Olimpiade sebelumnya, layanan PTT berjalan melalui jaringan Radio Terrestrial Trunked. TETRA adalah cara standar untuk menyelenggarakan komunikasi radio dua arah melalui jaringan pita sempit.
Komunikasi radio pita sempit, di mana sinyal disiarkan melalui rentang frekuensi yang lebih kecil, secara historis telah digunakan untuk komunikasi bergaya PTT daripada frekuensi pita lebar karena frekuensi pita sempit memberikan sinyal yang lebih kuat dan lebih jelas.
Di luar Olimpiade, bahkan ada inovasi yang lebih hebat dalam teknologi PTT.
Awal tahun ini, T-Mobile dan Motorola Solutions bermitra untuk meluncurkan sistem 5G push-to-talk yang dirancang khusus untuk layanan darurat di AS. Sistem T-Mobile tersebut menggunakan teknologi 5G, bukan teknologi berbasis 4G milik Orange untuk Olimpiade. Dan di Bandara Frankfurt di Jerman, perusahaan solusi bisnis digital NTT membantu membangun jaringan komunikasi push-to-talk bertenaga 5G di seluruh bandara yang memungkinkan komunikasi waktu nyata dalam situasi darurat.
Ada kemungkinan bahwa uji coba tersebut dapat membantu teknologi PTT bergerak menuju 5G untuk Olimpiade mendatang — yang akan memungkinkan peningkatan kecepatan dan kapasitas internet, serta komunikasi yang lebih aman.